Wakil Rakyat Terhormat Kami Tagih Janjimu !

Satu per satu kisah mereka terpapar di media. Kita seperti tak bisa mengelak dari suguhan skandal demi skandal yang membelit para wakil rakyat. Tentu saja, rakyat kecewa, geram. Betapa tidaknya, setiap lima tahun khalayak turut datang ke tempat-tempat pemilihan untuk mengundi mereka yang kini duduk terhormat mewakili suara rakyat di parlemen.

Rakyat menaruh harap, dan sebab itu berani mempertaruhkan sederet kepercayaan di pundak dan lidah mereka. Meski aku tak melakukannya. Karena aku tahu, mereka tak layak mendapatkan kepercayaanku. Tapi, karena pemilu (yang membikin pilu) itu pula rakyat merasa disakiti hari-hari ini, mereka menjadi semakin pilu saja dari hari ke hari. Adakah sesuatu yang lebih menyakitkan daripada harapan dan kepercayaan yang diberikan lalu dibalas dengan pengkhianatan sedemikian nyata dan berketerusan.

Dalam mengungkapkan sebuah lipatan kecil sisi kehidupan yang muram karena jeratan nasib buruk anak manusia di kolong jagad raya ini. Ada yang patut dicatat dari catatan singkat ini,  ada sepenggal kalimat “Para caleg terpilih  boleh berbeda, yang penting lembaga wakil rakyat itu dapat menebar manfaat dan bermartabat di hadapan rakyat jelata, bukan lembaga bagi-bagi harta rakyat untuk kepentingan perut sendiri”.

Semoga siapapun yang memiliki nasib baik dapat masuk dan bertengger di sana, hendaknya tidak mengurus perutnya sendiri. Tentu banyak harapan yang digantungkan rakyat jelata kepada para caleg terpilih. Sebagaimana kita ketahui gambaran ideal seorang wakil rakyat yang menyandang sebutan”Anggota Dewan yang Terhormat” adalah bertujuan ideal untuk mewakili dan mengartikulasikan  kepentingan rakyat.

Dan kekuasaannya  wajib digunakan untuk meningkatkan martabat rakyat yang memilihnya, dan jangan sampai menyalahgunakan untuk kepentingan pribadi. Wakil rakyat tidak hanya disuruh berpikir memperbaiki nasib rakyat. Tetapi ada yang lebih penting; Pertama, jangan sekali-kali mempertontonkan perangai busuk di depan rakyat. Kedua jangan berlagak angkuh, rakus dan hidup mewah mengumpulkan harta di tengah penderitaan rakyat.

Ketiga,  jadilah anggota legislatif yang merupakan representasi rakyat  yang masuk dengan niat mulia ke lembaga terhormat, berperangai terhormat, dan hidup bernilai ketika tidak lagi sebagai wakil rakyat. Rakyat pantas banyak berharap, walau belum menjelma menjadi kenyataan. Kita hanya disuruh belajar dari masa silam, berjalan dengan kearifan. Cukuplah dengan beberapa slide dinamika hidup yang buruk telah ditayangkan sebagai tamsilan untuk tidak terperosok ke dalam lubang yang sama. Kita bukanlah keledai, tetapi insan cerdas yang dilahirkan.

Akan sangat naif apabila ada di antara kita yang menipu kita sendiri dengan olah vokal dan serangkaian retorika. Kita hanya berharap dapat beroleh kebaikan bagi negeri tercinta. Masa depan bangsa yang gemilang di tengah-tengah derasnya tiupan badai kemajuan dan gemerlapnya kualitas hidup bangsa-bangsa maju dan kaya di dunia. Ada kerja berat caleg terpilih siap menghadang untaian vokal yang sudah terucap dan rangkaian retorika yang telah berayun di hadapan calon pemilihnya.

Kami lapisan rakyat jelata hanya berpesan, dengan beberapa catatan singkat  sebagai berikut : (pertama ) Masuk dan duduklah dengan restu rakyat yang santun dan berakhlak mulia; (kedua ) Prioritaskan  akal sehat dengan tuntunan Tuhan, bukan bisikan nafsu dan setan; (Ketiga ) Berpihaklah kepada perbaikan kondisi yang ada di mana rakyat dapat menikmatinya; (Keempat) Buatlah  kebijakan dan karya monumental untuk menjadi sebuah bangsa yang maju dan kaya; (Kelima) bersatulah dengan konstituen ditenggah-tengah  rakyat dengan martabat yang tinggi ketika amanah rakyat sudah selesai diemban.

Kembali ke awal tulisan tentang kejujuran atau janji para legislator tersebut, hendaknya tidak berayun antara harapan dan kepentingan semata. Apalagi ada janji yang dibalut dengan nuansa kesalehan dengan harapan rakyat bersimpati kepadanya. Semoga hal ini tidak pantas lagi terjadi. Harapan jangan hanya tinggal harapan, kerja keras mestilah jadi sandaran dalam mewujudkan cita-cita. Sebagai rakyat jelata perlu pula menangkap fenomena bahwa anggota legislatif  bukanlah satu-satunya cara untuk merubah nasib bangsa.

Anggota legislatif  hanyalah satu elemen saja dari lapisan kemajuan bangsa. Sementara masih banyak cara lain untuk mencapai cita-cita. Sebagai rakyat, kita tentu lebih paham tentang kekuatan-kekuatan yang ada pada diri kita. Sebagai apapun profesi, kita tidak boleh berpangku tangan apalagi berputus asa. Sekecil apapun perjuangan, baik pada tataran ide, kebijakan, maupun dukungan material hendaknya saling bersinergi dan bersatu dalam menarik negara dan bangsa ke arah kemajuan. Jangan karena berbeda pilihan kita berada dalam kotak-kotak yang menjauhkan kita dari persatuan dan persaudaraan. Semoga jalan pikiran seperti ini dapat menjadi apresiasi bagi kita semua.

Paling tidak siapapun yang terpilih, legislatif,  gubernur, walikota, presiden dan wakil presiden terpilih harus memasuki jantung realita kemasyarakatan melalui peningkatan kepekaan, reaktif dan responsif terhadap semua persoalan yang dihadapi rakyat. Meskipun berdasarkan  pengalaman tampaknya rakyat jangan terlalu mengharapkan itu akan menjadi kenyataan. Apa yang ekspresikan saat kampanye cenderung aksi kamuflasif untuk menarik simpati warga.

Siapapun legislatif kita, pikiran-pikirannya harus mampu menerobos ke masa depan yang lebih panjang, tidak untuk kondisi sesaat. Para konstituen dan rakyat  butuh keberpihakan wakil mereka  kepada realitas kehidupan  hari ini, namun berdampak kepada pertumbuhan dan kemandirian ekonomi jangka panjang. Maka kita butuh legislator  yang memiliki ketajaman nalar untuk mewujudkan gagasan yang menomental bagi kemajuan masyarakat ke depan. Sebagai masyarakat pemilih, tidak akan jauh terbenam dalam ayunan harapan dan putus asa. Realisasikan janji-janjimu hai wakil rakyat , semoga! Wallahu a’lam bisshawab.

Kita mengajak para wakil rakyat  untuk meretas jalan baru ekonomi yang mampu memberdayakan potensi sumber daya lokal dan berbasis pada penguatan jiwa kewirausahaan masyarakat. Sudah saatnya legislator bersinergi dengan elemen bangsa yang lain untuk memperkuat struktur ekonomi, dengan membangun infrastruktur yang memadai. Ada mimpi yang mungkin tidak menjadi kenyataan dalam waktu dekat, namun dapat diwujudkan dalam waktu terlalu lama. Kami sebagai rakyat jelata sekarang ini menunggu pemenuhan janji-janji manismu saat kampanye dulu wahai sang plitikus…Semoga gagasan ini dapat segera menjadi kenyataan. Tidak lagi hanya sekedar mimpi belaka ditengah-tengah rakyat.***

Posted by Dumaiterkini on 17.30. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response or trackback to this entry

0 komentar for "Wakil Rakyat Terhormat Kami Tagih Janjimu !"

Leave a reply