Dirita PKL Tak Kujung Usai

Walau zaman terus berganti, pemimpin berganti, kebijakan berubah setiap periodenya, namun kehidupan kaum kecil hampir tidak pernah berubah. Kondisi inilah yang tergambar dari para pedagang kaki lima. Kehidupan mereka nyaris tidak pernah berubah, dari tahun ketahun. Contohnya saja, beberapa hari belakangan ini, seorang bapak atau ibu yang setatusnya sebagai pedagang kaki lima ini di jalan Ombak, menangis meronta-ronta ketika dirinya digusur dari tempatnya berdagang dan barang dagangannya pun disita.

Bapak atau Ibu itu meronta, karena di situlah nasib anak-anaknya dipertaruhkan. Dirinya meminta tolong pada Satuan Polisi Pamong Parja (Satpol-PP) agar tidak mengusirnya, tetapi apa yang menerakan lakukan itu tidak membuahkan hasil. Malah Satpol PP itu tetap terus saja mengusirnya.

Dengan demikian kita juga tidak bisa menyalahkan Satpo PP, karena meraka hanya melaksanakan tugas dan perintah dari atasanya untuk membersihkan wilayah itu dari pedagang kaki-lima. Kendati yang demikian, siapa yang tidak pilu dengan nasib para bapak atau ibu itu. Meraka datang kelokasi jualanya sekitar pukul 05.00 WIB, belum sempat makan mereka harus mencari nafkah untuk menyambung hidup keluarganya. Sesampai dilokasi mereka mengeluarkan yel-yel “sayur-sayur” untuk menawarkan dagangannya kepada pembeli, setelah itu tiba-tiba ada penggusuran terhadap mereka, coba bayangkan saja, bagaimana kalau kita di posisi mereka.

Memang benar, bahwa pedangan kali lima itu telah bersalah. Berdagang di lahan yang tidak diperuntukkan untuk pedagang kaki lima. Tetapi, orang pun bisa bertanya, mengapa dibiarkan begitu lama mereka berdagang di daerah itu? Tidakkah kita masih bisa menghargai semangat para PKL tersebut untuk masih berusaha mandiri. Apa lagi mereka melakukan hal tersebut untuk menghidupi keluarganya dengan jalan yang halal.

Manusia, pada dasarnya sama. Kalau manusia dimanusiakan, maka ia akan mau bertanggungjawab pada lingkungannya. Pendekatan yang manusiawi inilah yang seharusnya dilakukan oleh Pemerintah Kota Dumai untuk merelokasi para kaum pedagang kaki-lima. Apa salahnya sebagai aparatur yang membidangi masalah ini mengundang para kaum PKL untuk diajak bicara perlunya mereka bersedia untuk dipindahkan.

Kemudian Pemerintah juga harus menjelaskan maksud dan tujuannya itu, bahwa kalau yang dialkukannya ini sama sekali tidak ada maksud dan tujuan untuk merugikan para pedagang kaki lima. Dengan demikian pasti mereka akan menuruti apa yang telah di rundingan tersebut, sehingga untuk menciptakan kebersihan, keindahan dan ketertiban menjadi terlaksana di Kota Dumai ini.

Kemungkinan besar langkah seperti itu, tidak hanya memanusiakan manusia, tetapi juga mengangkat martabat Kota Dumai sebagai kota yang bersih, tertib, dan pantas dibanggakan. Kalau semua warganya sudah merasa begitu, rasanya tidak ada program-program pemerintah yang tidak didukung warganya. Dampaknya sangat besar dalam rangka mewujudkan kesejahteraan rakyat.

Pendekatan yang dilakukan Pemerintah terhadap PKL seperti itu sayang belum banyak kita jumpai. Yang sering kita jumpai, justru pemaksaan kebijakan, sehingga menimbulkan riak-riak kecil di mana-mana, meskipun sesuai dengan hukum dan dilandasi niat yang baik. Sesuai hukum dan niat yang baik saja, ternyata belum cukup. Menerapkan pendekatan yang manusiawi, memanusiakan manusia sebagai manusia, ternyata justru menjadi kunci keberhasilan.

Inilah bagian dari contoh yang perlu disosialisasikan oleh Pemerintah Dumai maupun Pemerintah yang ada di Pusat sana, agar dalam melakukan suatu tindakan terhadap pedagang kaki lima tidak berujung dengan secara tidak manusiawi. Dengan adanya seprti ini kaum pedagangpun menjadi tertolong dan tidakan anarkisme yang dilakukan oleh Satpol PP tidak terjadi. Apa lagi dibalik bapak atau ibu pedagang kaki lima itu ada sejumlah anak yang menjadi harapan masa depan bangsa kita ini. Itulah sepenggal cerita pengamatan saya tentang derita pedagang yang tak kujung usai.***

Posted by Dumaiterkini on 17.27. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response or trackback to this entry

0 komentar for "Dirita PKL Tak Kujung Usai"

Leave a reply