Tiga Kali Ganti Walikota Tak Bisa Tangani Banjir

DUMAI – Satu hal yang tidak pernah ada habisnya menjadi permasalahan yang semakin kompleks di negeri ini adalah banjir. Tiga kali ganti Kepala Daerah (Wali Kota Dumai_red), hingga saat ini masalah penanganan banjir tidak tuntas dan tidak kunjung bisa diatasi. Malah kian hari kondisi banjir yang merendam Jalanan dan pemukiaman masyarakat Dumai semakin parah saja.

Peristiwa banjir ini sering disebabkan air sungai yang meluap ke lingkungan merupakan fenomena dan kejadian alam biasa yang terjadi. Ini dialami hampir seluruh negara di dunia. Banjir sudah termasuk dalam urutan bencana besar karena biasanya meminta korban jiwa dan harta benda yang tidak sedikit.

Banjir menjadi masalah karena menyangkut kehidupan manusia dan alam sekitarnya yang selalu berhubungan erat yaitu alam. Jika alam tidak mendukung otomatis sumber kehidupan tidak memadai dan bisa sampai tidak berpenghasilan sama sekali. Lebih fatal lagi sampai memakan korban jiwa dan merugikan kehidupan di lingkungan masyarakat dalam satu negara.

Faktor yang menyebabkan banjir karena hujan deras yang turun terus menerus sepanjang hari sehingga air menggenangi tempat tertentu dengan ketinggian tertentu dan menyebabkan hanyutnya rumah, tanaman dan manusia. Air mengikis permukaan tanah, sehingga terjadi endapan tanah di tempat rendah, mendangkalkan sungai, kolam dan danau. Sesudah banjir lingkungan menjadi kotor oleh endapan tanah dan sampah.

Kenyataannya saluran parit berubah fungsi, tidak saja jadi pembuangan air, tetapi juga menjadi tempat pembuangan sampah hingga tidak heran, kalau banyak yang tersumbat. Kanan kiri jalan biasanya selalu dibuat parit sebagai saluran air dan pengendali banjir agar air hujan yang turun tidak sampai menggenangi badan jalan.

Tinggi badan jalan juga harus tidak lebih rendah dari tinggi tanah di kanan kirinya, temasuk tanah di rumah warga ataupun perkantoran dan pabrik atau tempat usaha. Tidak sedikit juga yang menjadikan atas parit sebagai lahan untuk tempat usaha maupun tempat tinggal.

Badan jalan juga begitu rendah dibandingkan dengan tanah di kanan kirinya. Sehingga hujan sebentar saja sudah membanjiri badan jalan bahkan meluap. Tentu saja dapat mengancam kelangsungan hidup manusia yang dapat menyebabkan korban jiwa, luka berat,luka ringan. Dengan kata lain banjir dapat menyebabkan kerugian yang sangat besar, baik secara moral maupun material.

Berdasarkan sumber air yang menjadi penampung di bumi, jenis banjir dibedakan menjadi tiga yaitu pertama, banjir sungai bisa terjadi karena air sungai yang meluap akibat perbuatan manusia yang tidak mempunyai kesadaran sehingga membuang sampah sembarangan dan tidak mempunyai rasa tanggung jawab terhadap sungai di lingkungan sekitarnya.

Kedua, banjir danau bisa terjadi karena air danau meluap atau bendungannya jebol. Boleh akibat perbuatan manusia yang membangun bendungan asal jadi atau bendungan tidak mampu menahan tekanan air.

Ketiga, banjir laut pasang bisa terjadi akibat adanya badai dan gempa bumi. Secara umum penyebab terjadinya banjir merupakan kecerobohan manusia yang kurang bertanggungjawab dan kurang mengerti cara menangani sebuah pembuatan tanggul dan proyek asal-asalan. Juga perambahan hutan liar untuk kepentingan pribadi tanpa mengadakan reboisasi (penghijauan kembali), pendangkalan sungai, pembuangan sampah sembarangan baik kealiran sungai maupun ke jalan-jalan, pembuatan saluran air yang asal-asalan sehingga saluran air tidak memenuhi syarat.

Sering dijumpai manusia yang ringan tangan asal membuang sampah tidak tahu asal membuang dan tidak peduli membuang sampah di jalan, bahkan ke selokan sekalipun. Sehingga tanpa disadari sudah bisa mengakibatkan banjir di sekitar kita sendiri. Kondisi banjir ini terus menerus akan menjadi masalah bagi masyarakat bila tidak ada kesadaran tinggi dari masyarakat dan perhatian serius mulai dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Pembuatan tanggul yang kurang baik, air laut, sungai atau danau yang meluap dan menggenangi daratan. Banjir juga dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup berupa rusaknya areal pemukiman penduduk yang bisa merusak properti yang dimiliki penduduk seperti rumah dan lahan pertanian yang tidak mendapatkan hasil apa-apa.

Pemerintah harus mempunyai konsep yang jelas mengatasi banjir yang makin sering terjadi akhir-akhir ini. Karena bila terus dibiarkan seperti selama ini, ada kemungkinan bisa terjadi banjir yang lebih parah dari yang sudah pernah terjadi.

Pemerintah adalah pihak yang paling bertanggungjawab terhadap rakyatnya apabila ada suatu peristiwa apapun yang melanda penduduk. Karena bila rakyat tenang, aman dan sejahtera maka roda pemerintahan pun otomatis berjalan dengan aman dan terkendali.

Pemerintah harus mampu memberikan tindakan tegas terhadap pelaku illegal logging (perambahan hutan secara liar) dan harus mampu mengadakan reboisasi (penanaman kembali) dari tingkat perkotaan sampai pedesaan atau daerah. Pemerintah harus mengawasi setiap ada proyek untuk membuat tanggul atau saluran air supaya benar-benar memadai. Pemerintah harus konsisten dalam mengatasi masalah banjir, meskipun banyak konsekuensinya.

Sudah saatnya pemerintah memikirkan dan mengkaji ulang untuk mengatasi masalah yang sudah banyak memakan korban jiwa ini. Karena banjir sudah menjadi hal rutin yang setiap tahun pasti datang. Berbagai kebijakan yang dibuat tidak akan berjalan dengan efektif jika tidak didorong penegakan hukum yang adil. Harus ada kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat. Jadi, mengatasi banjir harus lebih serius. Semua pihak harus terlibat dan jangan membiarkan kondisi lingkungan kita semakin parah tanpa berbuat apapun.(***)

Posted by Dumaiterkini on 17.06. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response or trackback to this entry

0 komentar for "Tiga Kali Ganti Walikota Tak Bisa Tangani Banjir"

Leave a reply