DUMAI - Sebanyak 20 Kepala Sekolah (Kepsek) SDN di Dumai, Selasa (20/9) pagi diberangkatkan ke Negara Malaysia, untuk mengikuti program Twin School yang dicanangkan Pemerintah Provinsi Riau. Pemberangkatakan 20 Kepsek SDN yang mendapingi satu guru dan satu murid dalam program Twin School ini melalui jalur laut dan diberangkatkan di pelabuhan Penumpang Ferri, Jalan Datuk Laksamana Kecamatan Dumai Timur.

Kepala Dinas Pendidikan Dumai, Sya’ari ketika dikonfirmasi dumaizone.com, mengatakan, program Twin School ini merupakan salah satu program Pemrov Riau dalam meningkatkan skala prioritas mutu pendidikan. Sebab selama ini kualitas pendidikan masih belum memuaskan seperti yang diharapkan.

Dilanjutkan Kadisdik, sedangkan 20 Kepsek SDN ini nantinya di Malaysia juga dijadwalkan untuk mengujungi 12 sekolahan. Sedangkan untuk pengujungan nantinya dibagi dua lokasi, diantaranya enam sekolah di Johor Baru dan enam sekolah di Malaka Malaysia.

“Kunjungan kesejumlah sekolah ini mudah-mudahan dapat menambah wawasan para kepala sekolah yang ada di Dumai. Dan tentunya dalam kujungan ini kepala sekolah diharapkan mengambil hikmahnya serta dapat diaplikasikan ke dunia pendidikan yang di Kota Dumai, biar kedepannya lebih baik lagi,” harap Sya’ari.

Sementara ketika disinggung berapa lama kujungan yang dilakukan 20 Kepsek SDN Dumai di Malaysia, Sya’ari mengatakan, pada hari Kamis (22/9) mendatang seluruh kepala sekolah kembali ke Kota Dumai. Namun ada dua orang yang tidak ikut pulang ke Dumai. Dua orang tersebut diantaranya, guru dan murid.

“Jadi setelah usai melakukan kujungan di 12 sekolahan yang ada di Negara tetangga tersebut, seluruh kepala sekolah pulang ke Dumai guna menunaikan kawajiban semestinya. Sedangkan untuk dua orang lagi mengikuti pendidikan selama satu bulan penuh di Negara Malaysia tersebut,” ujarnya.

Sementara Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) 012 Dumai Barat, Umar ketika dikonfirmasi sebelum berangkat menuju kapal mengatakan, sangat berbangga hati bisa masuk dalam program Twin School dari Pemerintah Provinsi Riau di Malaysia. Apalagi sekolahnya tersebut yang menjadi perwakilan Dumai, masuk dalam program Twin School tersebut.

“Saya sangat banga mas bisa ikut dalam program Twin School ini. Sebab selama ini kita hanya tahu tentang kualitas dunia pendidikan di daerah kita sendiri. Dan dengan adanya program ini akan saya manfaatkan sebaik mungkin, guna dapat dikembangkan di Dumai sendiri,” ujarnya.

Kemudian harapan untuk guru dan anak didiknya yang masuk dalam program Twin School, serta mendapatkan pendidikan selama satu bulan penuh di Malaysia ini, Umar mengaharapkan agar dimanfaatkan sebaik mungkin. Sebab ini salah satu kesempatan untuk menambah wawasan tentang dunia pendidikan.